Pages

Wednesday, November 9, 2011

Laksala - Day 3 in Colombo

Hari ini adalah hari terakhir saya di Colombo, masih banyak tempat yang belum saya kunjungi termasuk untuk mencari oleh-oleh. Tadinya saya ingin pergi ke Pettah Market, pasar tradisional yang sangat terkenal di Colombo. Tapi, saya mengurungkan niat ke sana karena sedang merasa malas harus tawar menawar di Pettah Market, dan memutuskan pergi ke Laksala, sebuah toko pusat oleh-oleh milik pemerintah. Ada sekitar 14 toko Laksala yang tersebar di Sri Lanka. Di Colombo sendiri ada sekitar 6 toko dan saya bermaksud mengunjungi Laksala Fort, yang terletak di York Street, Colombo 01.  Maka seperti biasa, saya meminta tolong petugas hotel untuk menyetop tuktuk dan menawar harga untuk saya :D

Keluar dari hotel, tuktuk ini ternyata melewati jalan yang berbeda dari yang saya lewati sebelumnya. Saya sempat melihat bangunan masjid yang cukup besar, lalu setelah berbelok di suatu jalan, tiba-tiba saya melihat sebuah danau yang indah! Saya pun bertanya tentang danau tersebut. Supir tuktuk mentakan bahwa danau tersebut bernama Beira Lake dan ada pula kuil di sana. Langsung saya memutuskan untuk mengunjungi danau setelah urusan di Laksala selesai.


Mosque at St. Michels Road
Saat menuju Laksala Fort, tuktuk ternyata melewati University of Colombo, universitas terbesar di Sri Lanka milik negara. Suasana kompleks kampus ini teduh dengan pepohonan rindang. Saya melihat gaya berpakaian mahasiswa Colombo termasuk sopan dan sederhana, cenderung formal. Berbeda dengan gaya pakaian mahasiswa di Indonesia yang modis, fashionable dancolourful.
 Sampailah saya di Laksala Fort yang memiliki bangunan toko terdiri dari 2 lantai. Begitu saya masuk dari pintu utama, rak-rak berisi pajangan berbentuk gajah menyita perhatian. Di lantai satu ini dijual berbagai barang dekorasi seperti patung, hiasan dinding, lampu, perlengkapan upacara agama Buddha dan Hindu, serta satu sudut khusus untuk perhiasan perak, batu semi mulia dan mulia (semi precious and precious stones jewelries). Di bagian tengah terdapat jenis oleh-oleh berupa postcards, foto-foto, gantungan kunci, dan magnet kulkas. Kemudian di bagian belakang kita bisa melihat beragam jenis teh kemasan seperti Dilmah, Vanilla Green Tea, White Tea, dan masih banyak lagi. Saya sempat melihat salah satu produk teh vanilla green tea isi 20 tea bags dengan harga Rs. 230. Selain teh, juga tersedia berbagai pilihan tas dan dompet manik-manik, sarung bantal dan sprei dengan motif khas Sri Lanka.


Laksala - Government Handicrafts Emporium


Di lantai 2 kita bisa melihat pilihan suvenir berupa kaos dan kain batik. Semula saya penasaran seperti apa kain batik Sri Lanka. Tetapi setelah melihat koleksi yang ada di Laksala ini, saya kurang puas dan tak membeli batik untuk oleh-oleh. Secara umum motif batik Sri Lanka sangat sederhana. Tidak serumit batik nusantara. Kebanyakan bergambar gajah. Selain kaos dan tas, dijual pula tas berbahan kulit. Namun, modelnya sangat sederhana cenderung kuno.

Saya bersemangat untuk melihat-lihat perhiasan perak, terutama cincin, perhiasan kesukaan saya ;) Sayangnya, desain perhiasan peraknya sederhana. Jadi, saya tidak berhasil membawa perak Sri Lanka :(  O ya, masih ada perhiasan batu semi mulia dan mulia! Saya pun bersemangat lagi. Siapa tahu misi saya untuk memiliki perhiasan dari Sri Lanka berhasil :D

My moon stone necklace from Sri Lanka :)
Waahhh, ternyata perhiasan dengan batu semi mulia sangat indah. Ada kalung, gelang, cincin, leontin. Batu-batunya pun ada jenis moon stone, topaz, sapphire dan lain-lain. Jadi bingung memilih yang mana. Bingung karena mesti cari yang bagus tapi cukup dengan uang di kantong, hehehe.... Akhirnya setelah lama memilih, saya pun membeli sebuah kalung moon stone seharga Rs. 4,130. Selain kalung, saya juga membeli 3 buah gantungan kunci, 2 buah magnet kulkas, dan sebuah postcard. Harga gantungan kunci dan magnet kulkas mulai Rs. 70-Rs. 200, sedangkan harga postcards Rs. 30.
Sebagian gantungan kunci dan magnet kulkas dari Laksala 





Kelar urusan berbelanja suvenir, saya sudah tak sabar untuk menikmati keindahan Beira Lake. Tuktuk masih menunggu saya untuk kemudian mengantar saya ke Beira Lake. Total biaya naik tuktuk dari Ranmuthu Hotel ke Laksala Fort lalu ke Beira Lake adalah Rs. 700. Seharusnya hanya sebesar Rs. 600, tapi supir tuktuk menyebalkan ini meminta tambahan Rs. 100. Alasannya ia telah menunggu saya di Laksala. Padahal ia sendiri bilang no charge for waiting. Saya sudah sempat beradu mulut dengan supir tuktuk ini. Tapi akhirnya sudahlah saya mengalah. Saya menolak mentah-mentah tawarannya untuk menunggu saya selama di Beira Lake. Sudahlah, kita lanjutkan saja ke cerita Beira Lake :)

No comments:

Post a Comment