Pages

Monday, December 1, 2014

Dolmabahce Palace – Istanbul Day 1


Dolmabahce Palace (atau dalam bahasa Turki: Dolmabahçe Sarayi) adalah istana Kerajaan Ottoman dari 1856-1922 dan berada di distrik Besiktas. Tempat ini menjadi tujuan pertama saya di Istanbul, selain karena terkait dengan itinerary yang saya bagi menjadi 3 area yaitu Europe side-new city, Europe side-old city, dan Asia side, juga karena tiap hari Kamis istana ini tutup.

Setelah menikmati sarapan pertama saya di Istanbul yang disediakan hotel, saya tinggal berjalan kaki sekitar 5 menit menuju station şişhane untuk naik Metro (underground trains) M2 ke Taksim dan kemudian berganti menggunakan Tünel/Funiküler F1 menuju stasiun Kabataş. Saya suka sekali dengan interior di stasiun-stasiun Istanbul, selalu ada hiasan keramik Turki dengan desain khas-nya.

Entrance to Sishane Station

Tiles decoration at Sishane Station wall



Keluar dari stasiun Kabataş, mata saya langsung memandang area yang terintegrasi untuk transportasi. Yup, di seberang terdapat terminal kecil untuk bus, pelabuhan, dan pangkalan taxi sedangkan di sisi kiri stasiun terdapat stasiun tramvay. Lengkap dan memudahkan mobilitas kan?


Taxi and ferry, all are available

Bus Stop


Saya menyebrang dari stasiun dan menyusuri pinggiran Selat Bosphorus menuju istana Dolmabahçe. Banyak ferry yang bersandar di pelabuhan ini serta layanan penyewaan yacht yang menghubungkan dengan Uskudar di sisi Asia ataupun dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya.Setelah melewati sebuah masjid, tampak kompleks istana Dolmabahçe.

Boat and Yacht rent place

Boats waiting for passengers

Mosque near Dolmabahce Palace


Begitu masuk ke kompleks istana ini, di sebelah kanan terdapat Clock Tower yang dibangun atas perintah Sultan Abdülhamid II dan dirancang oleh arsitek Sarkis Balyan antara tahun 1890-1895. Jam-nya sendiri dibuat oleh pembuat jam dari Prancis Jean-Paul Garnier. Di sebelah kiri pintu masuk kompleks terletak tempat penjualan tiket dengan pilihan untuk melihat Selamlik (ruang publik) saja yang harganya 30TL atau dengan Harem (ruang privat sultan dan keluarga) seharga 20 TL. Saya memutuskan untuk melihat Selamlik saja.

Entrance to Dolmabahce Palace complex
Queuing at Ticket Office

Ticket for 30TL


Setelah membayar tiket kita bisa masuk di pelataran gerbang utama istana atau yang dikenal dengan Gate of Sultan (Saltanat Kapisi). Too bad the gate was under renovation so I couldn’t take full picture of it.


Gate of Sultan 





Right side of Gate of Sultan


Left side of Gate of Sultan


Setelah melewati gerbang Sultan, saya masuk dalam lorong yang dikelilingi tembok berwarna merah dan di samping kanan dan kiri lorong digunakan untuk kantor pengelola. Di ujung lorong, terdapat gerbang lagi dan di kejauhan saya bisa melihat istana tersebut memanggil-manggil saya. Keluar dari lorong tersebut, saya disambut dengan sebuah taman nan indah.


View to Dolmabahce Palace

View to Gate of Sultan from Palace


Banyak turis baik domestik maupun mancanegara yang mengunjungi istana ini, salah satunya adalah rombongan anak SD beserta guru dan orang tuanya. Gak tahan rasanya melihat mereka yang lucu dan riang menikmati kegiatan mereka sementara para guru sibuk mengatur mereka. Alhasil, saya minta izin ke gurunya untuk foto bersama mereka dan cewek-cewek kecil itu ternyata yang antusias untuk foto bareng. Cowok-cowoknya mah  cuek-cuek aja, hahaha...


Cute school girls ;)


Students and teachers in group photo


Di bagian tengah taman, terdapat centerpoint berupa kolam dengan air mancur berhiaskan patung-patung angsa. Tak heran bila banyak taman di sekeliling istana ini, ternyata menurut sejarahnya area di sekitar istana ini dulu direklamasi menjadi taman kerajaan dan kesultanan Ottoman sangat menghargai taman. Dolma dalam bahasa Turkish berarti terisi dan bahçe berarti taman, jadi kurang lebih kita bisa artikan istana yang dipenuhi dengan taman.


Center point of the garden






Gate of Treasury

Tibalah saya di depan istana. Sudah banyak orang yang tampak mengantri untuk bisa masuk ke dalam istana. Rupanya, pengunjung diatur dalam grup dan untuk melihat bagian dalam istana disediakan tour guide tanpa perlu membayar lagi. Kita harus menunggu sampai petugas membolehkan grup berikutnya masuk. Waktu tunggu saat itu kurang lebih sekitar 30-40 menit. 


Dolmabahce Palace

Istana Dolmabahçe dibangun atas perintah Sultan Abdulmecid I, dan dibangun antara 1843-1856. Sebelumnya Sultan tingggal di Topkapi Palace di sisi Old City di distrik Fatih. Desain keseluruhan kompleks istana ini bergaya campuran Eropa dengan arsitektur tradisional Ottoman. Secara fungsional, ruangan istana Dolmabahce dibagi menjadi 3 yaitu Mabeyn-i Humayun atau Selamlik (ruang publik), Muayede Solun (ceremonial Hall) dan Harem-i Humayun (Harem).

Saat giliran saya hampir dekat, petugas memberi tahu agar kami segera menutupi sepatu kami dengan plastik yang sudah disediakan di dekat pintu masuk. Plastik ini sudah dijahit sehingga kita tinggal memasang seperti sepatu saja. Akhirnya giliran saya pun tiba bersama sekitar kurang lebih 20 orang dalam 1 grup, kami dipersilakan masuk.


Cover your shoes with plastic moccasin :D

Begitu masuk ke area yang bernama Medhal Hall (Main Entrance Hall), seorang tour guide menyambut dan memperkenalkan diri serta menyampaikan bahwa dilarang memotret selama berada di dalam istana!Saya jadi dilema, di satu sisi saya memahami maksud aturan tersebut tapi di sisi lain, saya ingin mengabadikan interior istana tersebut. Alhasil, saya memotret diam-diam sekenanya saja. Banyak turis yang memotret menggunakan handphone dan kamera digital dan berulang kali pula petugas memperingatkan dengan sigap. Mereka selalu pasang mata pada turis. Bahkan salah satu turis diminta untuk menghapus gambarnya. Phewww…


Detail hiasan di langit-langit istana


Ruangan-ruangan di Medhal Hall ini digunakan untuk urusan pemerintahan oleh para menteri, pejabat negara, anggota DPR dan MPR. Nuansa merah ditonjolkan dari karpet, upholstery serta korden.


Medhal Hall

Ruangan berikutnya adalah ruang sekretariat Negara. Di dalamnya terdapat koleksi lukisan minyak dengan ukuran besar yang begitu indah dan detil.


One of oil painting collections


Tour guide mengajak kami berpindah ke ruangan-ruangan lain sambil terus menjelaskan. Saya tidak bisa berkonsentrasi mendengarkan semua penjelasan tour guide karena rombongan kami cukup banyak, juga karena saya asyik menikmati dan mengagumi setiap bagian istana tersebut sambil berpikir “bagaimana ya rasanya tinggal dan hidup di istana semegah ini?” Bagaimana tidak megah, Dolmabahçe adalah istana terbesar di Turki dengan luas area 45,000 m2, memiliki 285 ruangan, 46 ruang pertemuan, 6 tempat pemandian Turki (hamam) dan 68 toilet. Belum lagi interiornya yang dihiasi emas dan kristal.

Kemegahan lain terbukti di area staircase utama yang sangat cantik dan terkenal bernama Crystal Staircase. Kenapa?Karena di area tangga yang berbentuk 2 tapal kuda ini dibangun langkan-langkan dari kristal Baccarat, kuningan, dan kayu mahogani. Masih ditambah pula dengan lampu kristal gantung hadiah dari Ratu Victoria Inggris. Turun dan naik melalui tangga-tangga ini membuat saya merasa seperti ratu… hehehe…

Crystal Staircase

Ruangan berikutnya yang saya masuki adalah Ambassador’s Hall. Ruangan ini sesuai namanya digunakan untuk pertemuan dengan tamu-tamu dari negara lain. Hal yang unik dari ruangan ini adalah ada dua karpet kulit beruang asli yang merupakan hadiah dari Tsar Nicholas I.


Ambassador's Hall 

Lalu, saya mengikuti rombongan memasuki berbagai ruangan di istana untuk bertemu dan menjamu tamu-tamu negara dan juga ruangan lain seperti ruang hamam sultan yang didominasi marmer dan pualam, dan ruang perpustakaan sultan. Di salah satu ruangan, terpampang 6 foto lukisan para sultan yang tinggal di Dolmabahce Palace sejak 1856 hingga berakhirnya kesultanan pada 1924. Sultan terakhir yang tinggal di istana ini adalah Sultan Abdulmecid Efendi. Setelah itu istana ini menjadi milik Republik Turki dan digunakan oleh Mustafa Kemal Atatürk, pendiri dan presiden pertama Republik Turki sebagai istana kepresidenan khususnya untuk musim panas. Sayangnya saya tidak bisa melihat kamar tidur Attaturk yang berada di bagian Harem karena saya tidak membeli tiket untuk bagian Harem. Attaturk menghabiskan sisa hidupnya karena kesehatan yang memburuk di istana ini hingga meninggal pada 10 November 1938.

Saat berjalan di sebuah koridor yang berada di lantai atas, tour guide memberitahu kami untuk melihat ke bawah dari jendela-jendela yang ada di situ yang ternyata bisa melhat ke sebuah aula besar di bawah. Koridor panjang ini menghubungkan Selamlik dengan Harem melewati Ceremonial Hall dan digunakan oleh para wanita untuk melihat acara seremonial dimana mereka tidak boleh mengikutinya.

Area terakhir dalam istana yang saya lihat adalah Muayede (Ceremonial Hall) yang terletak di antara Selamlik dan Harem. Ruangan ini adalah yang paling megah di istana Dolmabahce. Bayangkan, luasnya saja lebih dari 2.000m2 dan ketinggian langit-langitnya 36 meter, lalu dihiasi dengan 56 kolom atau pilar. Tak cukup itu saja, ada pula lampu Kristal Bohemia gantung yang juga hadiah dari Ratu Victoria dengan 750 buah lampu dan berat 4.5 ton!Lampu kristal ini merupakan lampu kristal gantung terbesar di dunia. Tour guide menjelaskan mengenai bagaimana lampu Kristal itu dikirimkan dari Inggris dengan kapal. Ia juga bercanda dengan membandingkan karpet Hereke yang sangat besar di Ceremonial Hall tersebut dengan karpet kecil di apartemen-nya. Acara-acara penting seremonial dan religius diselenggarakan di ruangan ini. Di bagian atas terlihat galeri tempat para undangan tamu asing menyaksikan seremonial dan juga untuk tempat orkestra.   

Ceremonial Hall

Biggest Bohemian crystal chandelier in the world

Dari Ceremonial Hall, disediakan ruang souvenir bagi wisatawan untuk membeli pernak-pernik Dolmabahce Palace. Saya membeli sebuah syal dengan tulisan dan gambar Dolmabahce Palace seharga sekitar 15TL. Menurut saya harganya cukup reasonable. Saran saya, sebaiknya anda membeli saja beberapa souvenir di tempat yang saat itu anda kunjungi. Alasannya, tidak semua souvenir yang merepresantasikan lokasi wisata tertentu akan ada di Grand Bazaar atau di tempat penjualan souvenir secara umum.


Keluar dari bangunan istana, mata saya langsung menatap indahnya pemandangan Selat Bosphorus dan langit biru.  Di samping sisi bangunan istana ini juga terdapat taman, bahkan disediakan bangku-bangku taman sehingga pengunjung bisa menikmati Selat Bosphorus, Dolmabahce Palace dan taman-taman sekaligus. Saya pun duduk sejenak di salah satu bangku dan meresapi sajian keindahan tersebut bersama angin laut yang menerpa.

View to Bosphorus Strait right from the exit of Selamlik

Exterior with influences from Europe


Enjoying the beauty of the palace and its surroundings


View to Bosphorus Bridge


Another gate to Bosphorus Strait




* Untuk kelengkapan informasi terkait sejarah Dolmabahce Palace saya menggunakan referensi http://en.wikipedia.org/wiki/Dolmabah%C3%A7e_Palace.

1 comment: