Dolmabahce
Palace (atau dalam bahasa Turki: Dolmabahçe Sarayi)
adalah istana Kerajaan Ottoman dari 1856-1922 dan berada di distrik Besiktas. Tempat ini menjadi tujuan pertama saya di Istanbul,
selain karena terkait dengan itinerary
yang saya bagi menjadi 3 area yaitu Europe side-new city, Europe side-old city,
dan Asia side, juga karena tiap hari Kamis istana ini tutup.
Setelah
menikmati sarapan pertama saya di Istanbul yang disediakan hotel, saya tinggal
berjalan kaki sekitar 5 menit menuju station şişhane
untuk naik Metro (underground trains) M2 ke Taksim dan kemudian berganti
menggunakan Tünel/Funiküler F1 menuju stasiun Kabataş. Saya suka sekali dengan
interior di stasiun-stasiun Istanbul, selalu ada hiasan keramik Turki dengan
desain khas-nya.
|
Entrance to Sishane Station |
|
Tiles decoration at Sishane Station wall |
Keluar dari stasiun Kabataş, mata saya langsung memandang area yang terintegrasi untuk transportasi. Yup, di seberang terdapat terminal kecil untuk bus, pelabuhan, dan pangkalan taxi sedangkan di sisi kiri stasiun terdapat stasiun tramvay. Lengkap dan memudahkan mobilitas kan?
|
Taxi and ferry, all are available |
|
Bus Stop |
Saya
menyebrang dari stasiun dan menyusuri pinggiran Selat Bosphorus menuju istana Dolmabahçe.
Banyak ferry yang bersandar di pelabuhan ini serta layanan penyewaan yacht
yang menghubungkan dengan Uskudar di sisi Asia ataupun dengan
pelabuhan-pelabuhan lainnya.Setelah melewati sebuah masjid, tampak kompleks
istana Dolmabahçe.
|
Boat and Yacht rent place |
|
Boats waiting for passengers |
|
Mosque near Dolmabahce Palace |
Begitu masuk ke kompleks istana ini, di sebelah kanan terdapat Clock
Tower yang dibangun atas perintah Sultan Abdülhamid II dan
dirancang oleh arsitek Sarkis Balyan antara
tahun 1890-1895. Jam-nya sendiri dibuat oleh pembuat jam dari Prancis Jean-Paul
Garnier. Di sebelah kiri pintu masuk kompleks terletak tempat penjualan tiket dengan
pilihan untuk melihat Selamlik (ruang publik) saja yang harganya 30TL atau
dengan Harem (ruang privat sultan dan keluarga) seharga 20 TL. Saya memutuskan
untuk melihat Selamlik saja.
|
Entrance to Dolmabahce Palace complex |
|
Queuing at Ticket Office |
|
Ticket for 30TL |
Setelah membayar tiket kita bisa masuk di pelataran gerbang
utama istana atau yang dikenal dengan Gate of Sultan (Saltanat Kapisi). Too bad
the gate was under renovation so I couldn’t take full picture of it.
|
Gate of Sultan |
|
Right side of Gate of Sultan |
|
Left side of Gate of Sultan |
Setelah melewati gerbang Sultan, saya masuk dalam lorong yang
dikelilingi tembok berwarna merah dan di samping kanan dan kiri lorong
digunakan untuk kantor pengelola. Di ujung lorong, terdapat gerbang lagi dan di
kejauhan saya bisa melihat istana tersebut memanggil-manggil saya. Keluar dari lorong tersebut, saya disambut dengan sebuah taman nan indah.
|
View to Dolmabahce Palace |
|
View to Gate of Sultan from Palace |
Banyak turis baik domestik maupun mancanegara yang mengunjungi istana
ini, salah satunya adalah rombongan anak SD beserta guru dan orang tuanya. Gak
tahan rasanya melihat mereka yang lucu dan riang menikmati kegiatan mereka
sementara para guru sibuk mengatur mereka. Alhasil, saya minta izin ke gurunya
untuk foto bersama mereka dan cewek-cewek kecil itu ternyata yang antusias
untuk foto bareng. Cowok-cowoknya mah cuek-cuek aja, hahaha...
|
Cute school girls ;) |
|
Students and teachers in group photo |
Di bagian tengah taman, terdapat centerpoint berupa kolam dengan
air mancur berhiaskan patung-patung angsa. Tak heran bila banyak taman di
sekeliling istana ini, ternyata menurut sejarahnya area di sekitar istana ini
dulu direklamasi menjadi taman kerajaan dan kesultanan Ottoman sangat
menghargai taman. Dolma dalam bahasa Turkish berarti terisi dan bahçe berarti taman, jadi kurang lebih kita bisa artikan istana yang dipenuhi
dengan taman.
|
Center point of the garden |
|
Gate of Treasury |
Tibalah saya di depan istana. Sudah banyak orang yang tampak mengantri
untuk bisa masuk ke dalam istana. Rupanya, pengunjung diatur dalam grup dan
untuk melihat bagian dalam istana disediakan tour guide tanpa perlu
membayar lagi. Kita harus menunggu sampai petugas membolehkan grup berikutnya
masuk. Waktu tunggu saat itu kurang lebih sekitar 30-40 menit.
|
Dolmabahce Palace |
Istana
Dolmabahçe
dibangun atas perintah Sultan Abdulmecid I,
dan dibangun antara 1843-1856. Sebelumnya Sultan tingggal di Topkapi Palace di sisi Old City di
distrik Fatih. Desain keseluruhan kompleks istana ini bergaya campuran Eropa
dengan arsitektur tradisional Ottoman. Secara fungsional, ruangan istana
Dolmabahce dibagi menjadi 3 yaitu Mabeyn-i
Humayun atau Selamlik (ruang publik), Muayede Solun (ceremonial Hall) dan Harem-i Humayun (Harem).
Saat giliran saya hampir dekat, petugas memberi tahu agar kami segera menutupi sepatu kami dengan plastik yang sudah disediakan di dekat pintu masuk. Plastik ini sudah dijahit sehingga kita tinggal memasang seperti sepatu saja. Akhirnya giliran saya pun tiba bersama sekitar kurang lebih 20 orang dalam 1 grup, kami dipersilakan masuk.
|
Cover your shoes with plastic moccasin :D |
Begitu masuk ke area yang bernama Medhal Hall (Main
Entrance Hall), seorang tour guide menyambut dan memperkenalkan diri serta
menyampaikan bahwa dilarang memotret selama berada di dalam istana!Saya jadi dilema,
di satu sisi saya memahami maksud aturan tersebut tapi di sisi lain, saya ingin
mengabadikan interior istana tersebut. Alhasil, saya memotret diam-diam
sekenanya saja. Banyak turis yang memotret menggunakan handphone dan kamera digital dan berulang kali pula petugas
memperingatkan dengan sigap. Mereka selalu pasang mata pada turis. Bahkan salah
satu turis diminta untuk menghapus gambarnya. Phewww…
|
Detail hiasan di langit-langit istana |
Ruangan-ruangan di Medhal Hall ini digunakan untuk urusan
pemerintahan oleh para menteri, pejabat negara, anggota DPR dan MPR. Nuansa merah
ditonjolkan dari karpet, upholstery
serta korden.
|
Medhal Hall |
Ruangan berikutnya adalah ruang sekretariat Negara. Di
dalamnya terdapat koleksi lukisan minyak dengan ukuran besar yang begitu indah
dan detil.
|
One of oil painting collections |
Tour guide mengajak
kami berpindah ke ruangan-ruangan lain sambil terus menjelaskan. Saya tidak
bisa berkonsentrasi mendengarkan semua penjelasan tour guide karena rombongan
kami cukup banyak, juga karena saya asyik menikmati dan mengagumi setiap bagian
istana tersebut sambil berpikir “bagaimana ya rasanya tinggal dan hidup di
istana semegah ini?” Bagaimana tidak megah, Dolmabahçe
adalah istana terbesar di Turki dengan luas area 45,000 m2, memiliki 285 ruangan, 46 ruang pertemuan,
6 tempat pemandian Turki (hamam) dan 68 toilet. Belum lagi
interiornya yang dihiasi emas dan kristal.
Kemegahan lain terbukti di area staircase utama yang sangat cantik dan terkenal bernama Crystal
Staircase. Kenapa?Karena di area tangga yang berbentuk 2 tapal kuda ini dibangun
langkan-langkan dari kristal Baccarat, kuningan,
dan kayu mahogani. Masih ditambah pula dengan lampu kristal gantung hadiah dari
Ratu Victoria Inggris. Turun dan naik melalui tangga-tangga ini membuat saya
merasa seperti ratu… hehehe…
|
Crystal Staircase |
Ruangan berikutnya yang saya masuki
adalah Ambassador’s Hall. Ruangan ini sesuai namanya digunakan untuk pertemuan
dengan tamu-tamu dari negara lain. Hal yang unik dari ruangan ini adalah ada
dua karpet kulit beruang asli yang merupakan hadiah dari Tsar Nicholas I.
|
Ambassador's Hall |
Lalu, saya mengikuti
rombongan memasuki berbagai ruangan di istana untuk bertemu dan menjamu
tamu-tamu negara dan juga ruangan lain seperti ruang hamam sultan yang
didominasi marmer dan pualam, dan ruang perpustakaan sultan. Di salah satu
ruangan, terpampang 6 foto lukisan para sultan yang tinggal di Dolmabahce
Palace sejak 1856 hingga berakhirnya kesultanan pada 1924. Sultan terakhir yang
tinggal di istana ini adalah Sultan Abdulmecid Efendi. Setelah itu istana ini menjadi milik Republik Turki dan
digunakan oleh Mustafa Kemal Atatürk, pendiri dan presiden pertama Republik
Turki sebagai istana kepresidenan khususnya untuk musim panas. Sayangnya saya tidak bisa melihat
kamar tidur Attaturk yang berada di bagian Harem karena saya tidak membeli
tiket untuk bagian Harem. Attaturk menghabiskan sisa hidupnya karena kesehatan
yang memburuk di istana ini hingga meninggal pada 10 November 1938.
Saat
berjalan di sebuah koridor yang berada di lantai atas, tour guide memberitahu kami untuk melihat ke bawah dari
jendela-jendela yang ada di situ yang ternyata bisa melhat ke sebuah aula besar
di bawah. Koridor panjang ini menghubungkan Selamlik dengan Harem melewati
Ceremonial Hall dan digunakan oleh para wanita untuk melihat acara seremonial
dimana mereka tidak boleh mengikutinya.
Area terakhir dalam istana yang saya lihat
adalah Muayede (Ceremonial Hall) yang terletak di antara Selamlik dan Harem. Ruangan ini
adalah yang paling megah di istana Dolmabahce. Bayangkan, luasnya saja lebih
dari 2.000m2 dan ketinggian langit-langitnya 36 meter, lalu dihiasi
dengan 56 kolom atau pilar. Tak cukup itu saja, ada pula lampu Kristal Bohemia gantung
yang juga hadiah dari Ratu Victoria dengan 750 buah lampu dan berat 4.5 ton!Lampu
kristal ini merupakan lampu kristal gantung terbesar di dunia. Tour guide menjelaskan mengenai bagaimana
lampu Kristal itu dikirimkan dari Inggris dengan kapal. Ia juga bercanda dengan
membandingkan karpet Hereke yang sangat besar di Ceremonial Hall tersebut
dengan karpet kecil di apartemen-nya. Acara-acara penting seremonial dan religius
diselenggarakan di ruangan ini. Di bagian atas terlihat galeri tempat para undangan
tamu asing menyaksikan seremonial dan juga untuk tempat orkestra.
|
Ceremonial Hall |
|
Biggest Bohemian crystal chandelier in the world |
Dari
Ceremonial Hall, disediakan ruang souvenir bagi wisatawan untuk membeli
pernak-pernik Dolmabahce Palace. Saya membeli sebuah syal dengan tulisan dan
gambar Dolmabahce Palace seharga sekitar 15TL. Menurut saya harganya cukup reasonable. Saran saya, sebaiknya anda membeli
saja beberapa souvenir di tempat yang saat itu anda kunjungi. Alasannya, tidak
semua souvenir yang merepresantasikan lokasi wisata tertentu akan ada di Grand
Bazaar atau di tempat penjualan souvenir secara umum.
Keluar
dari bangunan istana, mata saya langsung menatap indahnya pemandangan Selat
Bosphorus dan langit biru. Di samping
sisi bangunan istana ini juga terdapat taman, bahkan disediakan bangku-bangku
taman sehingga pengunjung bisa menikmati Selat Bosphorus, Dolmabahce Palace dan
taman-taman sekaligus. Saya pun duduk sejenak di salah satu bangku dan meresapi
sajian keindahan tersebut bersama angin laut yang menerpa.
|
View to Bosphorus Strait right from the exit of Selamlik |
|
Exterior with influences from Europe |
|
Enjoying the beauty of the palace and its surroundings |
|
View to Bosphorus Bridge |
|
Another gate to Bosphorus Strait |
:)
ReplyDelete