Sore hari sekitar pukul 5.30, saya berjalan keluar dari hotel menuju ke Galle Face Green. Resepsionis hotel bilang, hanya butuh 5 menit jalan kaki ke arah utara untuk mencapai Galle Face Green. Suasana jalan tampak sangat ramai dan padat dengan kendaraan karena jam kerja perkantoran telah usai. Halte bus dipenuhi orang-orang yang menunggu bus. Salah satu hal yang saya suka saat berada di Colombo adalah, para pengemudi kendaraan menghormati penyeberang jalan. Jika kita menyetop kendaraan untuk menyeberang jalan, maka kendaraan pribadi akan berhenti sekian meter sebelum penyeberangan dengan jarak yang cukup aman. Waaah, bedaaaa rasanya dengan di Indonesia :p
Galle Road 3 merupakan bagian dari Galle Road yang merupakan area bisnis dan perkantoran. Saya hanya sempat menyusuri Galle Road 3. Di sepanjang jalan ini terdapat kedutaan besar Amerika Serikat, kantor polisi, 2 kantor menteri, restoran, dan gedung perkantoran. Bangunan yang terdapat di jalan ini adalah bangunan modern yaitu gedung bertingkat untuk kantor dan apartemen. Namun ada pula beberapa bangunan bergaya kolonial yang juga dimanfaatkan untuk bisnis dan perdagangan.
Saya menikmati berjalan sendirian sambil melihat dan memotret pemandangan di kiri dan kanan jalan. Beberapa tempat yang saya lalui memiliki anjing yang dilepas hingga mereka bisa berlenggang ke sana kemari di pinggir jalan. Masalahnyaaaa.... saya takut sama anjing! Hmmpphhffff!! $^#@*!! Paling males kalau sudah lihat di depan ada anjing. Bahkan kadang di satu tempat ada 2 ekor anjing. Haduuuh..... Yang ada saya selalu menahan nafas, berdoa dalam hati, sambil berjalan cepat-cepat melewati anjing itu. Huuuf....
Mendekati perempatan Galle Face, terdapat bangunan-bangunan bergaya kolonial dengan tinggi 2-4 lantai. Bangunan itu terlihat terawat dengan baik. Salah satunya adalah Galle Face Court 2 yang salah satu bagian bangunannya digunakan untuk sebuah restoran Jerman, The Bavarian. Saya suka perempatan ini. Di sore hari dengan sudut jalan berupa Galle Face Court 2, Galle Face Hotel, Galle Face Green dan Taj Samudra Hoel, perempatan ini nampak indah.
Galle Face Hotel |
Galle Face Green adalah sebuah area terbuka di pinggir laut, sepanjang sekitar ½ km di tengah kota Colombo. Tempat ini digunakan sebagai sebuah tempat terbuka bagi aktivitas publik. Saat paling ramai adalah akhir pekan dengan pengunjung kebanyakan adalah keluarga yang menghabiskan family time di sini dengan bermain layang-layang atau duduk-duduk di rumput. Selain itu tempat ini juga dikatakan tempat yang romantis buat mereka yang sedang berpacaran. Berjalan-jalan bergandengan tangan atau duduk-duduk di bangku sambil melihat matahari terbenam. Sounds romantic.... So, I need to check it out myself ;)
Galle Face Green - A romantic place to be watching the sun going down |
Hari sudah menjelang gelap dan di langit terlihat semburat kemerahan ketika mata saya menatap area hijau terbuka di hadapan saya. Sayang, sore itu mendung. Tapi tampaknya orang-orang tidak peduli, Galle Face Green tetap ramai. Sebuah lapangan besar dengan orang-orang yang berjalan-jalan di trotoar, ada yang duduk-duduk di undakan atau bangku-bangku bersama pasangannya. Ada pula yang bermain layang-layang. Dari kejauhan saya melihat polisi yang melakukan penurunan bendera Sri Lanka dari tiang bendera yang berada di tengah Galle Face Green. Tampak pula, gedung-gedung pencakar langit, yang merupakan gedung Bank .....
Di sisi pinggir laut, terlihat kerlap-kerlip lampu. Rupanya ada banyak stand penjual makanan di sana. Saya pun berjalan ke tengah lapangan menuju stand-stand penjual. Saya ingin menyusuri sepanjang pantai ke arah utara. Saat saya sedang berjalan, tiba-tiba seorang pemuda berpakaian rapi menyapa saya dengan bahasa Jepang. Rupanya ia mengira saya dari Jepang. Akhirnya saya berkenalan dan ngobrol dengan teman baru saya ini yang bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan di Galle Road 3. Chamika, nama teman baru saya ini dengan senang hati menawarkan diri menemani saya menghabiskan waktu di Galle Face Green. Kami berjalan hingga ke ujung Galle Face Green. Dari sudut ini terlihat di kejauhan gemerlap lampu pelabuhan. Kami lalu berjalan kembali ke arah penjual makanan. Rupanya, orang-orang juga jogging di sini. Mereka berlari melewati kami. Menurut Chamika, para pekerja kantoran akan berolah raga di tempat ini selepas kerja. Baik olah raga jogging ataupun olah raga lainnya yang memungkinkan dilakukan di sini.
Kami pun duduk di bangku sambil menyantap Isso Wade, menatap laut dengan langit yang sudah gelap, dan memperhatikan orang-orang yang masih beraktivitas di sepanjang pantai. Beberapa orang bermain air, naik kuda, ada pula rombongan anak SD Islam yang berlarian ke arah laut sibuk ingin segera merasakan air di kakinya. Lalu, tiba-tiba, tetesan air turun dari langit. Gerimis mulai turun. Saya mengajak Chamika untuk meninggalkan Galle Face Green. Ia dengan sangat baik hati menawarkan diri mengajak saya untuk melihat Gangaramaya Temple di malam hari. Wah, boleh juga nih :) Kami pun bergegas pergi.
Activities at Galle Face Green |
Chamika mengajak saya mencicipi jajanan yang dijual. Ia membelikan saya semacam gorengan dengan 2 buah udang di tengahnya, mengingatkan saya terhadap heci / ote-ote, bakwan, atau gimbal di Semarang. Bedanya, makanan yang bernama Isso Wade atau Prawn Wades ini berupa gorengan tepung tipis bersama udang di bagian tengahnya (setipis peyek) dan disajikan dengan irisan kubis dan saus. Rasanya? Enaaaak!! Anda patut mencobanya jika berkunjung ke sini :) Selain Isso Wade, juga ada Naan Rottis (roti naan) dengan curries.
Prawn Wades or Isso Wade, tampak mendominasi stand ini. Roti naan yang berbentuk bundar tipis menjadi pilihan lain |
Kami pun duduk di bangku sambil menyantap Isso Wade, menatap laut dengan langit yang sudah gelap, dan memperhatikan orang-orang yang masih beraktivitas di sepanjang pantai. Beberapa orang bermain air, naik kuda, ada pula rombongan anak SD Islam yang berlarian ke arah laut sibuk ingin segera merasakan air di kakinya. Lalu, tiba-tiba, tetesan air turun dari langit. Gerimis mulai turun. Saya mengajak Chamika untuk meninggalkan Galle Face Green. Ia dengan sangat baik hati menawarkan diri mengajak saya untuk melihat Gangaramaya Temple di malam hari. Wah, boleh juga nih :) Kami pun bergegas pergi.
No comments:
Post a Comment